"BUMI TIDAK MEMERLUKAN BANYAK ORANG PINTAR, BUMI LEBIH MEMBUTUHKAN LEBIH BANYAK HATI YANG INDAH" - Terima Kasih Sudah Berkunjung, Jangan Lupa BACA dan BERKOMENTAR !

Tiga Sumber Kejatuhan Spiritual



Dengan sedih harus diakui, di zaman ini ada banyak tokoh spiritual yang mengalami kejatuhan menyedihkan. Sebelum cerita sedih yang sama mengunjungi diri Anda, sebaiknya dikenali sejak awal hal-hal yang membuat seseorang mengalami kejatuhan.

Ada sumber kejatuhan yang mudah dilihat oleh mata orang biasa, dari membunuh, mencuri, selingkuh, berbohong, sampai mengkonsumsi hal-hal yang mengganggu kesadaran seperti alkohol dan narkoba. Tapi yang sangat menonjol, di zaman ini banyak tokoh jatuh karena faktor seks dan uang.

Akan tetapi, ada faktor-faktor kejatuhan spiritual yang lebih halus, yang kalau menumpuk dalam waktu lama, bisa tiba-tiba membuat seseorang masuk jurang. Yang lebih halus inilah yang lebih layak diwaspadai.
  1. Memuji diri sendiri dan mengecilkan orang lain. Entah siapa yang memulai, pembicaraan di ruang publik atau di pertemuan keluarga, banyak yang ditandai oleh kecenderungan untuk meninggikan diri sendiri serta merendahkan orang lain. Jika ini dilakukan terus menerus selama puluhan tahun, ia seperti meminum racun dengan kadar yang ringan. Begitu menumpuk banyak di dalam, seseorang tiba-tiba saja menyadari dirinya sudah di jurang.
  2. Menolak memaafkan orang lain. Dalam kadar yang berbeda, kita semua pernah melakukan kesalahan. Sebagai bahan renungan Sang Rama memanah kaki Subali ketika beliau masih kecil, Pangeran Siddharta lari meninggalkan istri dan ayahandanya tatkala berumur 29. Kalau Avatara dan Buddha saja memerlukan kesalahan sebagai ruang bertumbuh di saat muda, apa lagi kita orang biasa. Siapa saja yang menyimpan dendam selama bertahun-tahun, kendati diam, tetapsaja ia menyimpan racun kejatuhan di dalam. Ada ungkapan tua yang layak diendapkan dalam hal ini: “orang yang pendendam dan pemarah, ia yang minum racun tapi berdoa agar orang lain yang mati”.
  3. Pelit dengan harta dan ajaran suci. Orang-orang yang pelit sesungguhnya sangat melekat dengan apa-apa yang dimiliki. Kemelekatan ini akan menjadi akar penderitaan mendalam, terutama di saat kematian. Lebih dalam dari itu, orang pelit senantiasa berrumah di rumah kecil yang bernama diri sendiri. Mereka tidak pernah mencoba memasuki rumah yang lebih agung. Karena rumahnya hanya rumah kecil, suatu hari kalau rumah itu runtuh, tidak ada yang tersisa kecuali kejatuhan yang penuh penderitaan. Oleh karena itu, sesedikit apa pun barang atau ajaran yang Anda miliki, belajar membagikannya. Ia semacam parasut emas yang bisa menolong Anda kalau terjadi kejatuhan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer