"BUMI TIDAK MEMERLUKAN BANYAK ORANG PINTAR, BUMI LEBIH MEMBUTUHKAN LEBIH BANYAK HATI YANG INDAH" - Terima Kasih Sudah Berkunjung, Jangan Lupa BACA dan BERKOMENTAR !

Tri Parartha

Kata Tri Parartha berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu dari kata “Tri” yang berarti tiga, dan “Parartha” berarti kebahagiaan, kesejahteraan, keselamatan. Dalam hal ini Tri Parartha berarti tiga cara yang menyebabkan terwujudnya kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan hidup umat manusia. Keselamatan, kesejahteraan dan kebahagiaan adalah merupakan kebutuhan hidup manusia yang mesti dinikmati dalam hidup dan kehidupannya.

Tanpa keselamatan umat manusia tidak akan dapat berbuat untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dalam hidup dan kehidupan ini. Berdasarkan ajaran agama Hindu, untuk mewujudkan kesejahteraann dan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun akhirat dapat dicapai dengan jalan mengamalkan ajaran Tri Parartha.

Adapun ajaran Tri Parartha yang dimaksud dapat mengantarkan umat manusia mencapai keselamatan dan kesejahteraan serta kebahagiaan hidupnya baik lahir maupun bathin, terdiri dari : 
  1. Asih: Asih artinya cinta kasih yaitu menyayangi dan mengasihi sesama makhluk sebagaimana mengasihi diri sendiri. Dalam hidup ini kita harus saling asah (saling menghargai), saling asih (saling mencintai), dan saling asuh (saling menghormati). Tujuannya agar terwujud kedamaian, kerukunan dan keharmonisan dalam hidup ini. Walaupun manusia dikatakan makhluk yang paling sempurna diantara makhluk lainnya, namun kita tidak boleh sombong, merasa lebih tinggi dan juga tidak boleh berlaku sewenang-wenang. Namun sebaliknya harus merawat, memelihara dan menjaga kelestariannya dengan penuh rasa kasih sayang. Demikian juga dengan sesama manusia agar hidup kita menjadi damai. Hidup saling mengasihi diantara kita adalah merupakan prilaku umat manusia utama yang dapat mengantarkan tercapainya kebahagiaan yang abadi yang disebut moksa.
  2. Punia artinya dermawan, tulus ikhlas yaitu perwujudan cinta kasih dengan wujud saling menolong dengan memberikan sesuatu atau artha yang dimiliki secara ikhlas dan berguna bagi yang menerima. Ajaran berdana punia yang didasari dengan rasa bhakti dan rasa cinta kasih mempunyai suatu manfaat yang amat penting dalam hidup dan kehidupan ini dan semuanya itu hendaknya diwujud-nyatakan sebagai amal dan ibadah (yajňa karma). Dalam hidup ini kita wajib memupuk rasa simpati. Kita hendaknya dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain. Disekitar kita tentunya banyak orang yang bernasib kurang baik, mereka perlu dikasihi dan diperhatikan oleh orang yang lebih mampu. Kita wajib menolong mereka sebatas kemampuan. Pertolongan atau pemberian tersebut harus dilandasi oleh hati yang suci dan tulus ikhlas. Agama Hindu mengajarkan bahwa sebagai manusia harus melakukan dana punia. Walaupun pemberian itu kecil tapi bila diberikan dengan hati suci dan ikhlas maka pemberian itu akan membawa kebaikan yang tak ternilai. Contohnya seperti pohon beringin. Walaupun bijinya kecil bila ditanam dan dirawat dengan baik akan tumbuh menjadi besar dan menjadi tempat berteduh bagi yang lewat dibawahnya dikala hujan maupun terik. Yang penting pemberian itu diberikan dengan tulus ikhlas pada waktu yang tepat dan kepada orang yang tepat tanpa mengharapkan balasan. Beberapa contoh perbuatan dan pelaksanaan punia lainnya, yaitu: 1).Memberi pertolongan dan bantuan kepada mereka yang kena bencana alam. 2).Menolong teman yang kurang mampu. 3).Menyumbang kepada fakir miskin. 4).Menghaturkan yadnya yang dipersembahkan kepada Sang Hyang Widhi, para Rsi,Leluhur dan Bhutakala.
  3. Bhakti artinya hormat, sujud yaitu merupakan perwujudan hati nurani berupa cinta kasih dan sujud bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi, orang tua, Guru dan Pemerintah. Dalam sejarah agama Hindu disebutkan salah satu jalan untuk berhubungan dengan Sang Hyang Widhi Wasa adalah dengan jalan Bhakti Marga yaitu dengan jalan sujud bhakti kepada-Nya. Sang Hyang Widhi adalah segalanya bagi kehidupan manusia dan makhluk lainnya. Semua makhluk dapat menikmati kehidupan, karena kasih sayang dari Sang Hyang Widhi. Sang Hyang Widhi menyediakan apa yang menjadi kebutuhan manusia, sehingga manusia dapat hidup nyaman. Menyadari hal itu kita harus sujud bhakti kepada-Nya sebagai ungkapan rasa terima kasih atas rahmatnya dan memohon agar selalu diberi keselamatan. Disamping itu bhakti juga ditujukan kepada orang tua karena atas jasanya dalam melahirkan, membesarkan mendidik dan mengupacarakan. Juga kepada Guru yang memberikan pengetahuan, dengan berbhakti kepada Pemerintah untuk mewujudkan ketertiban baerbangsa dan bernegara.
- Contoh perbuatan bhakti dalam kehidupan sehari-hari :
  • Sujud bhakti kepada Sang Hyang Widhi 
  • Melakukan Tri Sandhya
  • Sembahyang pada hari-hari tertentu, seperti pada hari Purnama dan Tilem.
  • Melakukan Tirtha Yatra.
  • Memelihara kesucian tempat suci
  • Mengamalkan ajaran agama

- Bhakti kepada orang tua
  • Patuh kepada nasehatnya 
  • Meringankan pekerjaannya
  • Menjamin kehidupannya dihari tua
- Bhakti kepada Guru
  • Mempelajari dengan tekun pelajaran yang diberikan oleh Guru 
  • Hormat kepada Guru
  • Taat pada tata tertib sekolah
- Bhakti kepada Pemerintah
  • Menghormati pemerintah 
  • Mentaati peraturan dan perundangan yang berlaku
Demikianlah ajaran Tri Parartha penting untuk dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sebagai implementasi dari ajaran Tat Twam Asi patut dijadikan pedoman untuk mewujudkan kehidupan yang sempurna. Dengan demikian diantara kita sesama makhluk ciptaan-Nya dapat hidup berdampingan,serasi, selaras, harmonis dan damai.

Tujuan pokok dari ajaran Tri Parartha adalah menumbuhkan sikap mental masing-masing pribadi umat manusia, mewujudkan ajaran wairagya (tidak terikat akan pengaruh benda-benda duniawi/lahiriah) yang dapat memuaskan indria/nafsu belaka manusia secara pribadi.


Adapun penyebab kemorosotan moral yaitu:
  1. Kurang tertanamnya jiwa agama pada setiap individu yang ada dalam masyarakat 
  2. Keadaan masyarakat yang kurang stabil, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, social,politik dan keamanan
  3. Pendidikan moral belum terlaksana sebagaimana mestinya, baik di lingkungan sekolah, masyarakat, maupun di tingkat rumah tangga.
  4. Situasi dan kondisi rumah tangga yang kurang stabil/baik
  5. Diperkenalkannya secara popular obat-obatan dan sarana anti hamil
  6. Banyaknya tulisan-tulisan, gambar-gambar, siaran-siaran, kesenian-kesenian yang kurang mengindahkan dasar-dasar, norma-norma/aturan tentang tuntunan moral
  7. Kurang adanya individu/organisasi/lembaga yang memfasilitasi tempat-tempat bimbingan dan penyuluhan moral bagi anak-anak/remaja yang menganggur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer