"BUMI TIDAK MEMERLUKAN BANYAK ORANG PINTAR, BUMI LEBIH MEMBUTUHKAN LEBIH BANYAK HATI YANG INDAH" - Terima Kasih Sudah Berkunjung, Jangan Lupa BACA dan BERKOMENTAR !

Jumat, 02 Juni 2017

Jejak-jejak Makna III

Sekian tahun lalu, tatkala George W. Bush masih menjadi presiden AS, beliau pernah mengunjungi Bali, serta berjumpa salah satu tokoh spiritual di Bali ketika itu. Dalam percakapan pribadi, presiden negara adi kuasa ini bertanya heran: “di suatu malam tatkala satelit NASA mengitari Nusantara, semua pulau di kawasan ini gelap. Satu-satunya pulau yang memancarkan Cahaya hanya pulau Bali. Dengan heran bapak presiden bertanya: Cahaya apa itu?”. Sebagaimana cahaya listrik yang muncul sebagai hasil sintesis negatif-positif, demikian juga Sang Cahaya. Ia akan mudah muncul di tempat-tempat di mana manusia “mensintesakan” energi negatif dengan energi positif.

Dan tetua Bali sudah lama sekali menyebut jiwa manusia dengan sebutan “dewa ya kala ya”. Artinya, ada setan sekaligus Tuhan dalam jiwa manusia. Dengan kata lain, setan tidak dipertentangkan dengan Tuhan. Melainkan disintesakan. Itu sebabnya, Bali menjadi salah satu tempat langka di dunia, di mana mahluk bawah bukannya ditakuti, bukannya dibenci, melainkan diberi suguhan. Itu bukan berarti tetua Bali menyembah setan. Sekali lagi bukan!. Tapi itu ekspresi cinta kasih yang sempurna. Tanpa kegelapan tidak ada Cahaya. Tanpa kekerasan, maka kedamaian akan kehilangan cita rasa. Mudah dipahami kalau kemudian Bali menjadi satu diantara sangat sedikit tempat di dunia di mana kekerasan teroris tidak dilawan dengan kekerasan. Tapi diikuti dengan upacara yang penuh kasih sayang. Upacara yang mendoakan keselamatan dunia.

Dalam konteks ini, tidak sulit mengerti kalau Bali menjadi satu-satunya tempat di dunia yang merayakan tahun baru dengan hari raya Nyepi. Ringkasnya, tatkala semua buruk-baik, kotor-suci, gagal-sukses membawa Cahaya makna, maka lidah mana pun akan kurang panjang untuk bisa menjelaskannya. Yang tersisa kemudian hanya kehidupan sebagai lautan senyuman. Yang perlu diendapkan oleh generasi baru, keheningan bukan kawannya ketidakpedulian. Sekali lagi bukan!.

Sebagaimana sifat alami bunga yang indah, sifat alami air yang basah, sifat alami keheningan selalu mekar dalam bentuk hati yang indah. Tidak kebetulan kalau sekian tahun setelah bom teroris meledak di Bali, seorang wanita Amerika mencari jawaban ke seluruh dunia. Ternyata jawabannya indah sekali: “makanan enak ditemukan di Italia, doa indah terdengar di India. Tapi cinta yang menyentuh hanya ditemukan di pulau Bali. Cahaya indah inilah yang ditanyakan dan dirindukan oleh mantan presiden AS George W. Bush.

Penulis: Gede Prama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer