Sekian tahun lalu, tatkala George W. Bush masih menjadi presiden AS,
beliau pernah mengunjungi Bali, serta berjumpa salah satu tokoh
spiritual di Bali ketika itu. Dalam percakapan pribadi, presiden negara
adi kuasa ini bertanya heran: “di suatu malam tatkala satelit NASA
mengitari Nusantara, semua pulau di kawasan ini gelap. Satu-satunya
pulau yang memancarkan Cahaya hanya pulau Bali. Dengan heran bapak
presiden bertanya: Cahaya apa itu?”. Sebagaimana cahaya listrik yang
muncul sebagai hasil sintesis negatif-positif, demikian juga Sang
Cahaya. Ia akan mudah muncul di tempat-tempat di mana manusia
“mensintesakan” energi negatif dengan energi positif.
Dan tetua Bali sudah lama sekali menyebut jiwa manusia dengan sebutan
“dewa ya kala ya”. Artinya, ada setan sekaligus Tuhan dalam jiwa
manusia. Dengan kata lain, setan tidak dipertentangkan dengan Tuhan.
Melainkan disintesakan. Itu sebabnya, Bali menjadi salah satu tempat
langka di dunia, di mana mahluk bawah bukannya ditakuti, bukannya
dibenci, melainkan diberi suguhan. Itu bukan berarti tetua Bali
menyembah setan. Sekali lagi bukan!. Tapi itu ekspresi cinta kasih yang
sempurna. Tanpa kegelapan tidak ada Cahaya. Tanpa kekerasan, maka
kedamaian akan kehilangan cita rasa. Mudah dipahami kalau kemudian Bali
menjadi satu diantara sangat sedikit tempat di dunia di mana kekerasan
teroris tidak dilawan dengan kekerasan. Tapi diikuti dengan upacara yang
penuh kasih sayang. Upacara yang mendoakan keselamatan dunia.
Dalam konteks ini, tidak sulit mengerti kalau Bali menjadi
satu-satunya tempat di dunia yang merayakan tahun baru dengan hari raya
Nyepi. Ringkasnya, tatkala semua buruk-baik, kotor-suci, gagal-sukses
membawa Cahaya makna, maka lidah mana pun akan kurang panjang untuk bisa
menjelaskannya. Yang tersisa kemudian hanya kehidupan sebagai lautan
senyuman. Yang perlu diendapkan oleh generasi baru, keheningan bukan
kawannya ketidakpedulian. Sekali lagi bukan!.
Sebagaimana sifat alami
bunga yang indah, sifat alami air yang basah, sifat alami keheningan
selalu mekar dalam bentuk hati yang indah. Tidak kebetulan kalau sekian
tahun setelah bom teroris meledak di Bali, seorang wanita Amerika
mencari jawaban ke seluruh dunia. Ternyata jawabannya indah sekali:
“makanan enak ditemukan di Italia, doa indah terdengar di India. Tapi
cinta yang menyentuh hanya ditemukan di pulau Bali. Cahaya indah inilah
yang ditanyakan dan dirindukan oleh mantan presiden AS George W. Bush.
Penulis: Gede Prama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar