"BUMI TIDAK MEMERLUKAN BANYAK ORANG PINTAR, BUMI LEBIH MEMBUTUHKAN LEBIH BANYAK HATI YANG INDAH" - Terima Kasih Sudah Berkunjung, Jangan Lupa BACA dan BERKOMENTAR !

Tat Twam Asi


Tat Twam Asi  adalah  ajaran tata Susila dalam agama Hindu. Susila adalah istilah lain dari Ethika dan Moral, merupakan dua buah kata dalam kehidupan yang dipergunakan silih berganti untuk maksusd yang sama. Kata Susila terdiri dari kata “Su” yang berarti baik dan “Sila” berarti segala kebiasaan atau tata laku. Susila berarti perbuatan yang baik atau tata laku yang baik. Jadi Susila adalah peraturan tingkah laku yang baik dan mulia yang harus menjadi pedoman hidup manusia. 
Tujuan tata Susila adalah untuk membina hubungan yang selaras atau hubungan yang rukun antara seseorang dengan makhluk yang hidup di alam sekitarnyarnya. Telah menjadi kenyataan bahwa hubungang selaras atau rukun antara seseorang dengan makhluk sesamanya, antara anggota-anggota suatu masyarakat, suatu bangsa, menyebabkan hidup aman dan sentosa. 
Disamping meningkatkan moral, sekaligus merupakan nilai budaya yang dapat meningkatkan derajat manusia dari yang rendah ketingkat yang lebih tinggi. Salah satu prinsip dasar dalam ajaran susila itu menurut agama Hindu adalah dalam rangka menyeberangkan  Sang Hyang Atma agar dapat mencapai moksa. 
Dengan demikian Susila dalam hal ini Susila Hindu Dharma adalah bagian yang sangat penting dalam agama Hindu. Oleh karena itu penganut agama Hindu sudah semestinya harus mengenal dan memahami ajaran Susila disamping Filsafat dan Upacara. Setelah mengenal dan memahaminya  tentu melaksanakan atau mengamalkannya. 
Ajaran Susila Hindu Dharma berlandaskan Filsafat diantaranya adalah Tat Twam Asi. Kata Tat Twam Asi berasal dari bahasa Sanskerta yaitu  “Tat” berarti itu, “Twam” berarti kamu dan “Asi” berarti adalah. Jadi Tat Twam Asi berarti itu atau dia adalah kamu juga.
Maksud yang terkandung dalam ajaran Tat Twam Asi ini “ia adalah kamu, saya adalah kamu, dan semua makhluk adalah sama” sehingga bila kita menolong orang lain berarti juga menolong diri kita sendiri. Didalam filsafat Hindu dijelaskan bahwa Tat Twam Asi  adalah ajaran kesusilaan yang tanpa batas, yang identik dengan “prikemanusiaan” dalam Pancasila. Konsep sila prikemanusiaan dalam Pancasila, bila kita cermati sungguh-sungguh adalah merupakan realisasi ajaran Tat Twam Asi yang terdapat dalam kitab suci Weda. 
Didalam Upanisad terdapat suatu kalimat yang berbunyi “Brahman Atman Aikyam” yang artinya Brahman dan Atman (jiwatma) adalah tunggal. Oleh karena jiwatma semua makhluk tunggal dengan Brahman (Hyang Widhi Wasa), maka jiwatma suatu makhluk tunggal juga dengan semua jiwatma dan sama dengan jiwatma (roh) semua makhluk. Jadi kesadaran akan tunggalnya jiwatma (roh) kita dengan jiwatma (roh) orang atau mahluk lain, menimbulkan kesadaran bahwa kita sebenarnya satu dan sama dengan orang atau mahluk lain. 
Tat Twam Asi adalah ajaran moral yang bernafaskan agama Hindu. Wujud nyata dari ajaran ini dapat kita cermati dalam kehidupan dan prilaku keseharian dari umat manusia yang bersangkutan. Manusia dalam hidupnya memiliki berbagai macam kebutuhan hidup yang dimotifasi oleh keinginan manusia yang bersangkutan. Sebutan manusia sebagai makhluk hidup itu banyak jenis, sifat dan ragamnya, seperti manusia sebagai makhluk individu, social, religius, ekonomis, budaya, dan yang lainnya. Semua itu harus dapat dipenuhi oleh manusia secara menyeluruh dan bersamaan tanpa memperhitungkan situasi dan kondisi serta keterbatasan yang dimilikinya.
Disinilah manusia perlu mengenal dan melaksanakan rasa kebersamaan, sehingga  seberapa berat masalah yang dihadapi akan terasa ringan. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran Tat Twam Asi, manusia akan dapat merasakan berat dan ringan gan dalam hidup dan kehidupan ini se berdampingan adanya dan sulit dipisahkan keberadaannya. Dengan demikian maka dalam hidup ini kita hendaknya selalu saling tolong menolong, merasa senasib dan sepenanggungan.
Perilaku sebagai implementasi ajaran Tat Twam Asi jika diperinci ada tiga bentuk antara lain  :   
     
1. Hormat dan Kasih kepada Keluarga
  • Kepada Orang Tua
Didalam keluarga ada orang tua dan keluarga. Kepada semua itulah harus hidup saling menghormati, sehingga tidak ada permusuhan satu sama lain. Semua pihak harus menjalankan kesusilaan yang dilandasi dengan Tat Twam Asi. Hormat kepada orang tua itu seperti mendengarkan nasehatnya, saling menyayangi dan sebagainya.
  • Kepada Saudara.
Bangunlah sikap Tat Twam Asi diantara saudara. Ini penting supaya tercipta suasana damai diantara saudara. Bila ada masalah supaya diselesaikan dengan musyawarah, masing-masing pihak harus mampu mengendalikan diri, tidak terbius oleh kama negatif seperti Sad Ripu dan sebagainya. Waspadai pihak ketiga yang mencoba menggoda kerukunan bersaudara. 

2. Hormat kepada Guru dan Teman sekelas.
  • Kepada Guru

Murid atau siswa harus hormat kepada orang tua (Guru Rupaka) juga kepada Guru Pengajian, karena merekalah yang mendidiknya agar dapat berkembang menjadi dewasa dalam berpikir, mengembangkan intelektualnya, memiliki rasa tanggung jawab, bermoral serta dapat berguna bagi nusa dan bangsa. Betapa hutang budhi yang dimiliki siswa yang tak mungkin bisa dibayar.

Jasa Guru Pengajian amatlah besar, oleh karena itu rasa hormat kepada Guru sampai kapanpun perlu dipupuk. Tak dapat dibayangkan bagaimana jadinya seseorang jika tak berpendidikan. Oleh karena itu patuhi nasehat guru, rajin belajar dan jangan lupa segala bimbingannya. 
  • Kepada Teman 
Seseorang tidak bisa hidup dalam kesendiriannya, ia butuh teman dari seseorang. Untuk itu seseorang perlu mencari teman. Dengan berteman seseorang akan dapat menjadi orang. Ada ungkapan bahwa teman yang baik adalah teman yang ingat pada saat dirinya mengalami kesusahan. Pada saat bahagia datang atau tidak, tak menjadi masalah.

Tapi saat menderita teman itu perlu ditengok. Bila perlu dibantu. Kapan lagi membantu kalau tidak saat kesusahan. Itulah tanda persahabatan yang baik. Oleh karena itu pupuklah persahabatan itu dengan baik, hindari permusuhan, dengan saling mencintai, saling mengasihi, saling menolong, saling tenggang rasa persahabatan menjadi kekal. Persahabatan yang kekal akan banyak memberi manfaat dalam kehidupan ini. 

3. Cinta Kasih kepada Lingkungan ( Binatang, Tumbuh-tumbuhan, Alam sekitar) 

Disamping lingkungan harus bersih, juga harus menyayangi binatang piaraan dengan memberi makan dan minum. Lingkungan harus bersih baik di rumah maupun di sekolah karena sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita. Tumbuh-tumbuhan mesti  ditata agar dapat membuat keindahan dan kesejukan. Perhatikan kelestarian lingkungan, karena lingkungan yang lestari dapat memberikan keindahan. Cintailah lingkungan karena banyak memberi manfaat kepada diri sendiri. 

Bila ajaran Tat Twam Asi dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari kepada umat manusia secara menyeluruh dan sungguh-sungguh, dalam sifat dan prilaku kita maka kehidupan ini akan menjadi harmonis. Satu dengan yang lainnya diantara kita dapat hidup saling menghormati, mengasihi dan damai.

Seperti disebutkan dalam tata susila Hindu bahwa yang menjadi dasar dan pedoman ajaran Tat Twam Asi diantaranya adalah memandang semua manusia adalah sama:

Didalam diri manusia ada dua sifat yang antagonis dan sangat kontradiktif yakni sifat kedewataan (daiwi sampat) yaitu sifat-sifat yang baik dan sifat-sfat keraksasaan, keangkara murkaan (asuri sampat) yaitu sifat-sifat buruk. Jika dalam kehidupan manusia ingin mendapatkan kedamaian hidup, maka usahakanlah terus untuk menumbuh kembangkan sifat-sifat kedewataan. 

Didalam kitab Yajur Weda 40.7 disebutkan : 
Seseorang yang menganggap seluruh umat manusia memiliki atman yang sama dan dapat melihat semua manusia sebgai saudaranya, orang tersebut tidak terikat dalam ikatan dan bebas dari kesedihan. 

Adapun yang tersirat dari mantra tersebut yaitu: 
Atman di dalam diri manusia adalah sama. Atman adalah percikan terkecil dari Brahman dan Atman adalah bagian dari Brahman. Atma dan Brahman adalah satu kesatuan (Atman Brahman Aikyam). Dengan kata lain, bila dipandang atau dipahami dari sudut Atman, maka Aku adalah Atma, semua umat manusia adalah Atma. Atman itu satu, maka Aku satu dengan semua umat manusia. Jadi yang membedakan manusia satu dengan yang lain karena pikiran (manah) manusia. 

Umat manusia di seluruh dunia ini adalah sebuah keluarga besar yang mempunyai keinginan hidup berdampingan secara damai di muka bumi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer