"BUMI TIDAK MEMERLUKAN BANYAK ORANG PINTAR, BUMI LEBIH MEMBUTUHKAN LEBIH BANYAK HATI YANG INDAH" - Terima Kasih Sudah Berkunjung, Jangan Lupa BACA dan BERKOMENTAR !

Jumat, 02 Juni 2017

Jejak-jejak Makna V

Dalam percakapan pribadi dengan penulis buku History of God Karen Armstrong, seorang sahabat bertanya tentang latar belakang penulisan buku legendaris ini. Dengan lugas wanita Inggris ini menjawab: “konsep Tuhan dan agama sudah menjadi sumber banyak kekerasan selama ribuan tahun”. Sebuah jawaban jujur dari seorang yang menekuni perjalanan agama-agama selama ribuan tahun. Dan melihat apa yang terjadi di muka bumi beberapa tahun terakhir, layak direnungkan lagi dan lagi konsep Tuhan dan agama yang melahirkan banyak kekerasan. Sebagaimana telah dicatat sejarah, semua agama berumur sangat tua. Dalam perjalanan tua ini, tidak saja pesannya diterjemahkan dengan bahasa yang berbeda-beda, tapi juga ditafsirkan oleh kekuasaan yang berbeda-beda.
 
Dalam konteks inilah, kehadiran seorang J. Krishnamurti sangat diperlukan. Dalam mahakaryanya yang berjudul “Freedom From The Known”, terang-terangan salah satu jiwa bercahaya di zaman ini berpesan: “kebebasan kedamaian tidak bisa ditemukan dengan mengikuti sekte atau agama tertentu. Tapi dengan cara membebaskan diri dari segala bentuk pengkondisian”. Dalam psikologi, pengkondisian yang sering membuat manusia sakit adalah luka jiwa dari masa kecil. Dalam spiritualitas, pengkondisian yang sangat memenjara adalah dogma-dogma. Tatkala orang Amerika merayakan sekian tahun diruntuhkannya gedung kembar WTC di New York oleh serangan teroris, ada yang mau membakar buku suci agama tertentu. Dan itu juga sebuah dogma yang tidak saja memenjara, tapi juga akan memperpanjang daftar panjang kekerasan yang sudah panjang.

Sebagaimana api tidak bisa dipadamkan dengan api, kekerasan tidak bisa diselesaikan dengan kekerasan, dogma juga tidak bisa ditenangkan dengan menggunakan dogma yang lain. Api yang panas hanya bisa dipadamkan oleh air yang lembut. Kekerasan yang ganas hanya mungkin ditentramkan oleh kelembutan kesabaran. Dogma yang keras mungkin dinetralkan dengan kelembutan cinta kasih. Untuk itu, apa yang dibutuhkan dunia tidak lagi senjata yang baru. Namun hati yang baru. Sejenis hati yang bebas dari segala pengkondisian yang datang dari masa lalu. Krisnamurti memberi umat manusia kendaraan menuju ke sana. Kendaraannya bernama choiceless awareness.

Kesadaran yang tidak memilih. Dengan kesadaran jenis ini, pelan perlahan pikiran jadi bersih, perasaan jadi jernih. Manusia belajar tidak lagi menjadi second hand human being (baca: melihat dunia dengan mata orang lain). Untuk kemudian, melihat hari ini secara segar. Tanpa dikotori oleh segala dogma yang datang dari masa lalu. Kesimpulannya sederhana, belajar agama itu baik. Menyembah Tuhan juga baik. Tapi jangan pernah menggunakan agama dan Tuhan sebagai alasan untuk menjadi budak kekerasan dan kemarahan. Dalam bahasa Krisnamuriti, agama ada untuk membebaskan umat manusia (to set people unconditionally free).

Penulis: Guruji Gede Prama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer