"BUMI TIDAK MEMERLUKAN BANYAK ORANG PINTAR, BUMI LEBIH MEMBUTUHKAN LEBIH BANYAK HATI YANG INDAH" - Terima Kasih Sudah Berkunjung, Jangan Lupa BACA dan BERKOMENTAR !

Senyuman Suka Cita



Setiap kali memasuki wilayah-wilayah pedalaman terasa sekali hadirnya senyuman-senyuman manusia yang berbeda. Ada cahaya di sana, ada bunga di sana, ada doa di sana. Dan yang membedakan senyuman mereka dengan senyuman orang-orang kota khususnya adalah spirit ketulusan yang ada di balik senyuman mereka. Serangkaian permata spiritual yang menjelang punah dari muka bumi.

Sejujurnya, senyuman lebih dari sekadar bibir yang melengkung. Senyuman adalah tanda banyak sekali hal. Senyuman adalah jembatan persahabatan yang menghubungkan kita dengan orang lain. Senyuman adalah dekapan indah yang kita berikan pada jiwa yang bersemayam di dalam. Senyuman adalah tanda kalau seseorang sudah tidak lagi menjadi korban dalam kehidupan, sebaliknya sudah menjadi tuan.

Oleh karena itu, sesulit apa pun kehidupan selalu belajar untuk tersenyum. Setidak-tidaknya tersenyum pada semua gerakan energi di dalam. Itu sebabnya, di jalan meditasi mendalam praktik kesadadan penuh sebagai kendaraan meditasi terpenting sering disebut sebagai lentera yang tersenyum.

Energi pikiran bergerak dengan salah-benarnya, pancarkan lentera kesadaran yang tersenyum. Energi perasaan bergerak bersama sedih-senangnya, pancarkan lentera kesadaran yang tersenyum. Energi tubuh bergerak dengan sakit-sehatnya, pancarkan lentera kesadadan yang tersenyum.

Itu sebabnya semua patung Buddha ditandai oleh bibir yang tersenyum tipis. Semacam senyuman yang tidak bersyarat. Apa saja dan siapa saja didekap dengan senyuman yang sama. Melalui pendekatan seperti ini, setiap nafas menjadi air yang menyirami benih-benih kedamaian yang ada di dalam.

Siapa saja yang tekun dan tulus berlatih seperti ini, pelan perlahan taman jiwa di dalam dirinya akan mekar indah menawan. Dan diantara semua bunga yang mekar di taman jiwa, pelayanan yang penuh ketulusan adalah yang paling indah.

Melayani pelanggan, merawat anak-anak, mencintai kerja, menyirami taman keluarga dengan air kasih sayang adalah sebagian pilihan yang tersedia. Sebagian sahabat yang bertumbuh di dunia korporasi sering dibagikan pesan seperti ini: “pelayanan yang penuh senyuman adalah wilayah di mana dunia usaha dan dunia spiritual berpelukan secara sangat indah”.

Mistikus mengagumkan bernama Rabin Dranath Tagore pernah menulis pesan indah seperti ini: “Tatkala saya tidur, saya bermimpi bahwa kehidupan adalah suka cita. Tatkala saya bangun, saya lihat bahwa kehidupan adalah pelayanan. Kemudian saya putuskan bahwa pelayanan adalah suka cita”.

Inilah ciri jiwa yang bercahaya, menemukan suka cita dalam pelayanan. Bukan sembarang suka cita, melainkan suka cita sebagai bunga indah yang mekar di taman jiwa. Suka cita yang hadir di sini untuk berbagi cahaya. Suka cita sebagai senyuman kosmik yang menyentuh tidak terhitung jumlah jiwa.

Bagi jiwa-jiwa yang tersenyum seperti ini, di kedalaman hatinya sering mendengar pesan seperti ini: “sering terjadi bibir hanya tersenyum beberapa detik, namun kehangatannya terasa lama sekali di hati orang-orang, bunganya mekar lama sekali di hati orang-orang”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer