"BUMI TIDAK MEMERLUKAN BANYAK ORANG PINTAR, BUMI LEBIH MEMBUTUHKAN LEBIH BANYAK HATI YANG INDAH" - Terima Kasih Sudah Berkunjung, Jangan Lupa BACA dan BERKOMENTAR !

Kamis, 06 April 2017

Bibit-bibit Permusuhan

Oleh: Komang Gora

Seandainya orang buta bisa melihat, itu akan menjadi hal yang sangat luar biasa dan istimewa, Namun bagi orang normal itu biasa saja. Perbedaan seperti ini kerap terjadi, cenderung juga menjadi alasan timbulnya sebuah pertentangan.

Di dunia timur terang dengan terbitnya matahari, namun pada saat bersamaan di dunia barat gelap dengan tenggelamnya matahari. Fenomena abadi yang seolah memberi gambaran sekaligus pesan, bahwa kehidupan tidak mesti mempertentangkan perbedaan "gelap-terang"nya keadaan, gelap bagi diri sendiri bisa jadi terang bagi orang lain, suka bagi diri sendiri bisa jadi duka buat orang lain.

Bagi para pecinta perbandingan akan memanfaatkan perbedaan sebagai media untuk mengklasifikasi diri. Sudut pandang universal sebagai manusia dimaknai hanya sebatas hubungan dan stratifikasi sosial semata. Sudut pandang sempit ini tidak dapat menjangkau pandangan dalam radius yang lebih luas. Sehingga disana-sini seringkali terjadi perselisihan, permusuhan, disintegrasi yang semakin menjauhkan hubungan diantara satu manusia dengan manusia lainnya.

Salah-benar sudah menjadi tema hidup manusia setiap hari. Ini benar, itu salah, harus begini harus begitu dan banyak sekali cara dan alasan untuk menciptakan pertentangan dan permusuhan. Dari situasi ini, tidak sedikit manusia yang menyelamatkan diri dengan memilih keluar dari lingkaran sosial yang teramat picik ini. Lingkaran berhawa panas dengan hubungan-hubungan yang tidak memberikan cukup ruang untuk seseorang dapat bertumbuh sesuai karakter dan jati diri pribadinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer