"BUMI TIDAK MEMERLUKAN BANYAK ORANG PINTAR, BUMI LEBIH MEMBUTUHKAN LEBIH BANYAK HATI YANG INDAH" - Terima Kasih Sudah Berkunjung, Jangan Lupa BACA dan BERKOMENTAR !

Jumat, 02 Juni 2017

Jejak-jejak Makna II

Sejak zamannya Newton khususnya, apa yang disebut manusia sebagai realita dibatasi hanya pada hal-hal yang bisa dilihat dan dipegang. Tapi begitu muncul mekanika kuantum dan Albert Einstein, realita juga mencakup hal-hal yang tidak bisa dilihat dan tidak bisa dipegang. Salah satunya bernama energi. Dari sinilah muncul pencarian manusia yang jauh lebih dalam dari sekadar apa yang bisa dilihat mata biasa. Salah satu pilihan yang tersedia dalam hal ini adala mitologi. Mitos-mitos yang sangat tua. Ia berumur jauh lebih tua dari agama-agama.
 
Kendati di kalangan sebagian ilmuwan kata mitos sering diidentikkan dengan tahayul, atau sesuatu yang cenderung dianggap tidak benar, sebagian ilmuwan seperti Karen Armstrong menggunakan mitologi sebagai salah satu fondasi penting dalam berargumen. Dan begitu menyangkut mitologi, Joseph Campbell tidak memiliki tandingan dalam hal ini. Mahakaryanya yang berjudul The Power of Myth memiliki pengaruh yang sangat luas. Ia menyentuh pilosofi, psikologi, sejarah agama, fisika, sosiologi, antropologi. Perjalanannya sebagai ahli mitologi membuat Campbell menelusuri banyak tentang manusia yang ditokohkan (hero) di berbagai belahan dunia. Dalam beberapa hal, tokoh-tokoh ini mirip dengan konsep Tuhan di agama-agama. Yang sangat unik, di kawasan Nusantara ditemukan mitologi yang berumur sangat tua tentang Tokoh yang tanpa jenis kelamin. Alias bukan wanita bukan pria.

Pemaknaan terhadap mitos ini bisa bermacam-macam. Namun ia menjadi masukan kalau Nusantara ini dulunya adalah kawasan dengan energi yang sangat tinggi. Dalam bahasa spiritualitas mendalam, dualitas seperti wanita-pria, salah-benar, buruk-baik, membuat manusia tunduk pada hukum gravitasi (ditarik turun). Dan ketekunan untuk selalu menyaksikan melalui meditasi, sehingga bisa melampaui segala bentuk dualitas, membuat manusia bertumbuh sesuai hukum levitasi (diangkat naik).

Pekerjaan rumahnya kemudian, di zaman kita Nusantara memang ditarik turun oleh energi-energi rendah seperti kekerasan. Dan menjadi tugas roh-roh tua yang lahir di tempat ini untuk mengangkat kembali vibrasi energi tempat ini yang pernah sangat tinggi.

Penulis: Gede Prama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer